Perubahan nama sejumlah Halte Bus Transjakarta dikeluhkan para pengguna yang disampaikan melalui akun media sosial X karena dilakukan tanpa sosialisasi.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli menyayangkan kurangnya komunikasi antara pihak PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta) dengan penumpang atau pengguna bus Transjakarta.
“Pelanggan jadi dirugikan karena mereka jadi nggak tahu mau ke mana atau gimana, kenapanya,” kata Taufik dikutip Minggu (14/1).
Taufik meminta manajemen PT. Transportasi untuk merespons keluhan pengguna itu dengan baik. Respons baik terhadap keluhan pengguna itu merupakan salah satu bukti berkualitasnya pelayanan bus Transjakarta.
“Jadi ini keluhan yang harusnya segera ditanggapi oleh PT. Transjakarta. Misalnya dengan memberi sosialisasi kepada masyarakat dengan baik,” kata politikus PKS ini.
Dia menambahkan, sosialisasi langsung kepada masyarakat juga bisa dilakukan dengan melibatkan anggota DPRD DKI Jakarta. Menurut dia, sosialisasi dengan melibatkan anggota DPRD DKI Jakarta akan langsung menyentuh masyarakat di pemukiman warga.
“Bisa juga disampaikan lewat 106 anggota DPRD yang melakukan reses. Apalagi mereka langsung masuk ke kampung-kampung. Efektif untuk memberikan sosialisasi,” tutup Taufik.
Sebelumnya, sejumlah Halte Bus Transjakarta mengalami perubahan nama dan dikeluhkan penggunanya. Di antaranya Halte Garuda Taman Mini menjasi Makasar, Halte Cawang UKI menjadi Cawang Sentral, dan Halte Gatot Subroto LIPI menjadi Widya Chandra.