Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menegaskan komitmen untuk terus mendorong pemerintah provinsi meningkatkan kualitas pelatihan kerja bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Pelatihan kerja perlu diselaraskan dengan kebutuhan industri dan tren pekerjaan masa kini. Pelatihan kerja yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan pasar global merupakan kunci menekan angka pengangguran dan meningkatkan daya saing tenaga kerja ibukota.
Terlebih lagi, banyak kalangan generasi muda masuk katagori pengangguran terbuka. Hal itu mengacu pada dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli meminta pemerintah provinsi memperbanyak program pelatihan yang relevan dan kekinian bagi generasi muda.
Strategi itu akan meningkatkan kemampuan generasi muda menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berkembang. Generasi muda butuh pelatihan sesuai dengan tren industri saat ini. Seperti digital marketing, fotografi, desain grafis, kecerdasan buatan, hingga kewirausahaan berbasis teknologi.
“Betul-betul sesuai dengan minat dan kebutuhan zaman,” ujar Taufik, beberapa waktu lalu.
Untuk menjalankan program pelatihan seperti, pemerintah bisa bekerja sama dengan berbagai pihak. Seperti startup, kampus, atau komunitas teknologi untuk menyusun kurikulum dan pelaksanaan program yang efektif.
Hal lain yang perl dipikirkan, tambah dia, ketersediaan pelatihan harus mudah diakses semua kalangan muda. Perluasan pelatihan merupakan investasi jangka panjang untuk mengatasi masalah pengangguran.
“Meningkatkan daya saing Jakarta di masa depan,” tandas Taufik.
Kendati pun Taufik mengapresiasi upaya Pemprov DKI yang telah menyelenggarakan berbagai pelatihan kerja. Walaupun, jumlah dan jenis pelatihan masih belum cukup menjawab kebutuhan zaman.
Karena itu, Taufik mendorong peningkatan anggaran untuk pengembangan SDM anak muda secara signifikan.
Sumber : tirto.id
Add a Comment