Sekretaris Fraksi I PKS DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli menyebut Bantuan Langsung Tunai (BLT) subsidi BBM dari pemerintah hanya sekedar ‘hiburan’ untuk masyarakat
Pasalnya BLT subsidi BBM ini hanya berlangsung empat bulan dengan jumlah total Rp600 ribu, atau perbulannya mendapatkan Rp150 ribu.
“Memang pemerintah memberikan hadiah “hiburan” dengan memberikan BLT BBM dan BLT Produktif pada 20 juta lebih keluarga. Tapi BLT itu hanya untuk 4 bulan. Sedangkan harga BBM naik untuk selamanya,” ucapnya, Senin (5/9/2022).
Selain itu, kenaikan BBM dinilainya bakal berimplikasi kepada kenaikan harga lainnya, seperti sembako maupun harga pangan lainnya.
Anggota Komisi B DPRD DKI ini pun menilai menaikkan harga BBM bukanlah solusi yang tepat.
“Dan nanti akan ada efek domino dari kenaikan BBM, yaitu kenaikan harga-harga di sektor lain, misalnya sembako dan bahan pangan lain. Biaya transportasi, mungin biaya pendidikan, kesehatan, dan lain-lain,” lanjutnya.
“Menaikkan BBM saat ini tidak tepat karena sebenarnya rakyat baru mau mulai recovery ekonomi dari pandemi 2 tahun. Eh, baru merangkak memulai usaha, tiba-tiba dihantam lagi dengan pandemi yang lain yaitu kenaikan harga BBM dan kenaikan harga-harga lainnya,” pungkasnya.
memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan harga BBM bersubsidi telah disesuaikan.
Harga Pertalite di SPBU Pertamina yang sebelumnya dijual Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter. Kemudian, harga Solar subsidi yang awalnya dijual Rp 5.150 per liter naik menjadi Rp 6.800 per liter.
Sedangkan harga Pertamax yang berstatus non-subsidi, naik dari Rp 12.500-Rp 13.000 per liter menjadi Rp 14.500-Rp 15.200 per liter.
Add a Comment