Politisi PKS Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ) mengungkap fakta di balik buruknya kondisi udara di Jakarta dalam beberapa hari terakhir ini.
Ia menyebut, kondisi udara di daerah penyangga ibu kota jauh lebih buruk dibandingkan dengan Jakarta.
Hal ini diungkapkan MTZ berdasarkan data dari website penyedia data kualitas udara iqair.com (airvisual).
“Ternyata Jakarta bukan yang terburuk di Indonesia, tapi justru Tangerang dan Bekasi itu justru di atas Jakarta,” ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa (21/6/2022).
Tingginya polusi udara di wilayah penyangga ini pun berpengaruh terhadap kualitas udara di ibu kota.
Terlebih, banyak kawasan industri yang ada di wilayah Tangerang dan Bekasi.
“Jakarta sangat tergantung dengan daerah sekelilingnya. Sehingga saat arah angin mengarah ke Jakarta, maka Jakarta tetap akan menjadi kota yang kotor,” ujarnya.
Data yang dilihat TribunJakarta.com, kondisi udara di kedua wilayah tersebut memang lebih buruk dibandingkan Jakarta.
Kawasan Pasar Kemis, Tangerang yang hingga pukul 16.00 WIB tercatat indeks kualitas udaranya berada di angka 154.
Kemudian, indeks kualitas udara di Bekasi juga menunjukan angka 132. Sedangkan, indeks kualitas udara di ibu kota saat ini berada di kisaran 99.
Sejak dipimpin oleh Gubernur Anies Baswedan, beberapa upaya sudah dilakukan Pemprov DKI untuk menekan polusi udara.
Salah satunya dengan menerbitkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
“Beberapa program sebenarnya sudah jauh ke depan bagaimana sebuah kota diatur agar udaranya bersih. Sejak 2019 sudah diatur bagaimana Jakarta memiliki udara yang bersih,” ujarnya.
Dalam Ingub itu dijelaskan bahwa seluruh angkutan umum di ibu kota usianya dibatasi maksimal 10 tahun.
Kemudian, seluruh kendaraan yang melintas di jalanan ibu kota juga harus sudah lulus uji emisi.
Pada tahun 2025 pun Pemprov DKI bakal melarang kendaraan berusia lebih dari 10 tahun melintas.
Selain itu, Anies juga meminta mengatur adanya penggunaan energi terbarukan dengan mengganti armada bus Transjakarta yang menggunakan bahan bakar fosil dengan bus listrik yang lebih ramah lingkungan.
“Ada juga program penghijauan sarana dan prasarana umum. Kemudian, program Jakarta Langit Biru,” tuturnya.
“Program-program ini bisa membuat udara di Jakarta lebih bersih lagi,” sambungnya.
Selain itu, Gubernur Anies juga menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 96 tahun 2020 tentang Tim Kinerja Mitigas dan Adaptasi Bencana Iklim.
Beberapa regulasi dan program yang dibuat Gubernur Anies ini pun dinilai MTZ sudah sangat baik.
Namun, ia juga mendorong agar ada kolaborasi Pemprov DKI dengan daerah penyangga untuk mewujudkan udara yang bersih dan sehat bagi warganya.
“Ini semuanya sudah bagus dan dalam trek yang benar. Harus ada kolaborasi dengan kota-kota sekitar,” kata anggota Komisi B DPRD DKI ini.
“Jakarta tidak bisa sendiri membersihkan udaranya. Harus ada kebijakan yang mengatur membersihkan udara di sekitarnya,” sambungnya.
Sebelumnya, kualitas udara di DKI Jakarta kembali jadi yang terburuk di dunia pagi hari ini, Selasa (21/6/2022).
Informasi ini diperoleh dari indeks kualitas udara (Air Quality Index / AQI) yang dikeluarkan oleh website Air Visual.
Hingga pukul 08.00 WIB, tercatat indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 158 atau masuk kategori tidak sehat.
Konsentrasi PM 2.5 atau partikel udara berukuran lebih kecil dari 2,5 mikronmeter di udara Jakarta berada di angka 68,5 µg/m³.
“Konsentrasi PM2.5 di udara Jakarta saat ini 13.7 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,” demikian bunyi informasi dari website airvisual.
Kemudian, kelembapan di ibu kota berada di angka 67 persen dengan suhu udara rata-rata di angka 29 derajat celcius.
Fenomena kualitas udara Jakarta jadi yang terburuk di dunia sudah terjadi dua hari beruntun sejak Senin (20/7/2022) kemarin.
Bahkan, kualitas udara ibu kota sudah memburuk sejak Jumat (17/6/2022) lalu.
Untuk mencegah gangguan pernafasan, masyarakat pun diimbau tetap menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Berikut daftar 10 negara dengan tingkat polusi tertinggi di dunia pagi ini:
1. Jakarta, Indonesia
2. Beijing, Tiongkok
3. Dubai, Uni Arab Emirates
4. Delhi, India
5. Kuwait City, Kuwait
6. Santiago, Cile
7. Chengdu, Tiongkok
8. Dhaka, Bangladesh
9. Kathmandu, Nepal
10. Johannesburg, Afrika Selatan
Add a Comment