PDIP menyentil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sibuk nyapres ketimbang mengurusi kualitas udara di Ibu Kota yang terburuk di dunia. PKS menepis anggapan tersebut dan menganggap Anies justru visioner dalam menanggulangi polusi udara di Jakarta.

“Saya lihat Jakarta sudah mengantisipasi penurunan kualitas udara/polusi udara sejak tahun 2019 lewat Ingub (Instruksi Gubernur) Nomor 66 tahun 2019 tentang ‘Pengendalian Kualitas Udara’,” kata Sekretaris I Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta M Taufik Zoelkifli kepada wartawan, Senin (20/6/2022).

Ingub pengendalian kualitas udara itu, dalam penjelasan Taufik, ditujukan kepada para asisten sekda dan para kepala dinas terkait seperti perhubungan, kesehatan, perindustrian, dan lingkungan lidup.

Berdasarkan penjelasan Taufik, Ingub pengendalian kualitas udara berisi antara lain, bahwa:
– Angkutan umum di Jakarta tidak ada yang berusia di atas 10 tahun dan harus lulus uji emisi.
– Warga diajak berpartisipasi melalui kebijakan perluasan ganjil genap dan peningkatan tarif parkir di daerah yang terlayani angkutan umum.
– Memperketat uji emisi kendaraan pribadi dan memastikan tidak ada kendaraan pribadi berusia di atas 10 tahun mulai tahun 2025.
– Mendorong peralihan ke moda transportasi umum dan mempercepat pembangunan fasilitas pejalan kaki.
– Pengendalian terhadap sumber polutan aktif (cerobong industri aktif).
– Optimalisasi penghijauan pada sarana dan prasarana publik dan mendorong adopsi prinsip green building di seluruh gedung.
– Merintis peralihan ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

“Sebagian besar Ingub tersebut dalam pantauan saya sedang dan sudah dilaksanakan. Misalnya peremajaan angkutan umum oleh Dishub dan PT TransJakarta. Pengoperasian bus-bus bertenaga listrik. Pelebaran trotoar-trotoar untuk pejalan kaki. Pembuatan jalur sepeda. Penghijauan,” katanya.

“Penempatan panel solar di rooftop gedung-gedung sekolah dan pemerintah. Dan beberapa program lainnya. Yang terakhir adalah ajang Formula E yang sebenarnya merupakan promosi alternatif energi listrik yang ramah lingkungan untuk menggantikan energi fosil,” imbuhnya.

Taufik tak menutupi soal terdapat banyak kekurangan dan keterlambatan. Namun, baginya arah pembangunannya sudah on the track.

Dia juga membandingkan perhitungan soal udara Jakarta yang menjadi kotor bahkan terkotor nomor 3 di dunia berdasarkan situs IQAir di Air Quality Monitoring System (AQMS).

“Namun Dinas LH DKI punya Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) sendiri yang hasil pembacaannya tidak separah AQMS. Masih dalam kualitas ‘sedang’. Sedangkan BMKG juga mengatakan bahwa salah satu sebab dari polusi udara adalah pergerakan angin yang membawa massa udara dari timur dan timur laut yang menuju Jakarta,” ucap Taufik.

Terlepas dari pengukuran mana yang lebih benar, tetapi bagi Taufik tindakan darurat sementara memang harus diambil dari situasi yang tiba-tiba dan tidak normal ini. Berdasarkan penjelasan dari beberapa pejabat eksekutif Pemda DKI Jakarta, Taufik menyebut akan ada aksi jangka pendek yang segera akan diambil.

“Mungkin bisa dengan menutup sementara cerobong-cerobong industri di Jakarta. Memperluas area dan waktu ganjil genap. ‘Menyiram’ Jakarta dengan hujan buatan. Dengan menggandeng para ahli lingkungan hidup dan teknologi rekayasa iklim/cuaca, saya kira ada banyak hal yang bisa dilakukan. Sementara itu program-program jangka panjang dalam Ingub 66/2019 harus tetap dijalankan secara konsisten,” sebutnya.

Oleh sebab itu, Anies dinilai tak berdiam diri soal polusi udara di Jakarta. PKS justru melihat kebijakan Anies memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan.

“Saya tidak melihat bahwa gubernur berdiam diri dalam soal ini. Saya mengenal beliau sebagai orang yang penuh perhitungan dan punya langkah-langkah antisipatif yang cukup visioner. Dapat dilihat dari Instruksi Gubernur Nomor 66/2019 itu dan langkah-langkah jangka pendek untuk mengurangi polusi yang akan diterapkan di Jakarta,” imbuhnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here