Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli (MTZ) akan mendorong komisinya untuk memanggil PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT JakLingko Indonesia guna meminta klarifikasi terkait sopir Mikrotrans yang ugal-ugalan dan mencibir lansia karena Kartu Uang Elektronik (KUE) tak bisa di-tap.

Selain itu, MTZ akan meminta Dinas Perhubungan (Dishub) untuk turut memberikan penjelasan lebih lanjut.

taboola mid article“Saya butuh penjelasan dari pihak PT JakLingko dan juga PT TransJakarta saat ini bagaimana pembinaan untuk sopir Mikrotrans JakLingko dan juga sekalian untuk semua armada JakLingko dan TransJakarta lainnya,” kata MTZ kepada merdeka.com, Jumat (7/4).

Menurut MTZ, armada transportasi di Jakarta merupakan fasilitas pelayanan dari pemerintah daerah. Maka dari itu, pelayanan yang diberikan harus maksimal.

“Enggak bisa didiamkan nih. Sudah kelewat batas. Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, strategi terbaik adalah dengan menarik sebanyak-banyaknya warga untuk naik transportasi umum. Kalau pelayanannya tidak manusiawi kayak gitu, walaupun gratis atau murah, siapa yang mau naik mikro atau mini trans lagi?” ujar MTZ

Lebih lanjut, MTZ mempertanyakan kelanjutan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang pernah diterapkan di era kepemimpinan Anies Baswesan. Menurutnya, aturan tersebut dapat meminimalisir kejadian seperti ini.

“Zaman Pak Anies dulu ada yang namanya SPM, Standar Pelayanan Minimum, untuk fasilitas publik seperti itu. Apakah sekarang sudah tidak dipakai lagi?” kata Politisi PKS itu.

Dampak Pelayanan Buruk JakLingko

Menurut MTZ, jika pelayanan transportasi umum buruk seperti ini, warga cenderung akan mencari alternatif lain. Hal tersebut dapat memperparah kemacetan di Ibu Kota.

“Warga akan kembali mencari alternatif transportasi murah yang lain, yaitu mencicil sepeda motor dan itu, terlalu banyaknya sepeda motor, akan jadi biang kemacetan,” imbuh MTZ.

Diberitakan sebelumnya, pengalaman tak mengenakkan dialami salah satu penumpang Mikrotrans JAK43 jurusan PGC Dalam-Tongtek pada Senin (3/4) kemarin. Penumpang itu merupakan seorang lansia.

Sopir Mikrotrans mencibir karena kartu milik penumpang lansia tidak bisa terbaca oleh mesin.

“Kalau kartu sudah mati dikubur saja, jangan dibawa-bawa. Kalau kartu sudah mati dikubur saja, sama kayak orangnya juga sebentar lagi,” kata sopir tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here