Pengembangan kawasan Kota Tua Jakarta menjadi kawasan wisata dan budaya berkelas internasional terus diusahakan berbagai pihak. Hari ini, 16/08, secara daring berlangsung focus group discussion (FGD) yang diadakan oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta bersama dengan Yayasan Kota Tua.

FGD ini mengambil tema Low Emission Zone (LEZ), yang pelan-pelan telah diterapkan di kawasan Kota Tua. Seiring dengan itu, sub tema yang dibahas adalah urgensi penyediaan shuttle bus di kawasan ini. Politisi PKS Jakarta, M Taufik Zoelkifli, memberikan beberapa pesan terkait dengan penerapan LEZ ini.

“Salah satu cara untuk mempercepat implementasi LEZ secara luas adalah terus mengusahakan beroperasinya mobil listrik di DKI Jakarta. Ini sesuai juga dengan amanat Keppres No. 55 Tahun 2019,” ujar pria yang akrab disapa MTZ ini.

Diketahui, PT Transjakarta juga sudah menguji coba bus listrik sebagai armadanya pada awal Juli lalu. Dengan itu, shuttle bus listrik di kawasan Kota Tua adalah usaha simultan untuk mendukung pengembangan kawasan ini.

MTZ sangat mengapresiasi bantuan sebuah shuttle bus yang diberikan oleh Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, dalam rangka mendukung penerapan LEZ ini. Juga, menurutnya, setelah pandemi selesai, akan ada lonjakan wisatawan ke DKI Jakarta.

“Selain itu, pada tahun 2022 akan diadakan Formula E di Jakarta. Nanti mata dunia akan teralihkan ke Jakarta. Ini mau tidak mau harus disambut oleh seluruh objek wisata unggulan, terutama, Kota Tua. Formula E juga bertujuan untuk memperkenalkan konsep rendah emisi, ini selaras dengan LEZ yang kita bahas sekarang.”

Hal ini, dibenarkan juga oleh Onny Widjanarko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, yang dalam acara ini menegaskan bahwa Bank Indonesia sangat serius mendukung peningkatan kualitas Kota Tua sebagai kawasan wisata kelas dunia.

“Dengan adanya shuttle bus listrik ini, kami berharap kawasan Kota Tua akan semakin bersih dari polusi udara. Dalam proses perencanaannya, desain shuttle bus ini dibuat agar tidak mengganggu pemandangan Kota Tua, dan juga ukurannya pas dengan kebutuhan sekaligus keindahan.”

Penyediaan shuttle bus ini menjadi penting, karena diyakini dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi saat para wisatawan menuju kawasan Kota Tua.

Selain itu, juga shuttle bus ini akan mengantar para wisatawan ke titik-titik bersejarah yang menjadi keunikan Kota Tua. Nilai sejarah kawasan ini akan sampai kepada wisatawan dengan lebih maksimal lagi.

Sebagaimana diketahui, LEZ telah diuji coba pada Desember 2020 lalu di kawasan Kota Tua, dan setelah dievaluasi, mulai diterapkan secara maksimal pada 8 Februari 2021. Hal ini seiring dengan kebutuhan konservasi cagar budaya yang ada di Kota Tua, dan langkah konkret dari Pemda DKI Jakarta untuk mengurangi emisi kendaraan.

Dalam acara ini, hadir pula Ketua Yayasan Kota Tua, Firman Haris; Deputi Gubernur, Dadang Sholihin; Anggota Komisi II DPR RI, Ir. H. Kamarussamad, S.T, M. Si; anggota DPD RI dari DKI Jakarta, Prof. Dr. Sylviana Murni, S.H, M. Si; Irmansyah, Anggota TGUPP, Dewan Riset DKI Jakarta, Ir. Emir Riza Avialda, M. B. A, dan lain-lain.

Dalam diskusi yang berlangsung kurang lebih 2,5 jam ini, semua pihak komitmen untuk mendorong penerapan zona bebas emisi di Kota Tua.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here